23 December 2015

Ketika Saya Jatuh Hati...

Posted by Tiya Andini
Beberapa postingan terakhir saya bercerita soal cinta dan saya yang sedang memiliki ketertarikan pada seseorang. Salah satu dari dua pertanyaan saya sudah terjawab. Dan itu membuat saya cukup terpukul dan berpikir untuk mundur. Tapi, kalian yang pernah tertarik pada seseorang pasti tahu bagaimana susahnya menarik sebuah perasaan, apalagi perasaan semacam ini. Buat saya pribadi, memiliki ketertarikan pada seseorang, atau lebih singkat disebut "jatuh hati" adalah sebuah perasaan langka yang datangnya tidak diduga dan perginya tidak bisa dipaksa. Saya sendiri jatuh hati pada lelaki ini tanpa rencana. Saya pun tidak tahu kapan pastinya hati ini tertarik kepadanya. Yang saya tahu, dia selalu bisa membuat saya salah tingkah, tersenyum sendiri, dan bahkan merasakan kupu-kupu di perut saya. 
Sudah lama saya tidak jatuh hati, terakhir kali saya tertarik pada seseorang rasanya tidak seperti ini. Perasaan yang sekarang saya miliki ini mirip seperti jaman kuliah dulu, saat saya jatuh hati pada senior di kampus. Perasaan ini membuat saya melakukan hal-hal yang sebelumnya  tidak terpikir bisa saya lakukan yang mana setelah saya pikir-pikir lagi sekarang, mengapa saya bisa sampai segitunya ya? 
But I really cherish that feelings. Perasaan jatuh hati pada seseorang itu membuat  saya bisa merasakan senang dan sedih di saat yang bersamaan. Perasaan seperti ini terlalu sayang untuk disia-siakan dan ditinggalkan. Perasaan seperti ini membuat saya selalu punya alasan untuk tersenyum, tertawa, menangis, dan marah. Jatuh hati membuat kita punya alasan untuk membuka mata dan memikirkan hidup. Bangun tidur ataupun sebelum tidur, ada yang bisa membuat kita tersenyum, tertawa, ataupun bersedih. 
Buat saya, jatuh hati adalah hal manusiawi yang paling berharga. 

Bicara soal perasaan ini, saya punya kecenderungan untuk jatuh hati dengan tipe orang yang mirip. Sama-sama cuek atau lebih tepatnya: sulit mengekspresikan perasaan melalui kata-kata. Entah mengapa saya selalu jatuh hati pada lelaki semacam ini, padahal saya tahu pasti saya ini juga sulit kalau harus mengekspresikan perasaan.
Hari ini saya merasakan hasil dari jatuh hati pada seseorang berkepribadian seperti itu. Saya tahu saya tidak seharusnya mengharapkan apapun ketika melakukan sesuatu untuk orang lain, tapi saya sebagai seorang manusia normal, butuh eksistensi/pengakuan. Setidaknya kata: Terima kasih / Thank you / Thanks sudah cukup membuat saya bahagia. Tapi saya tidak mendapat sepatah kata pun dari dia, hanya sebuah tatapan.

Entahlah.. Saat ini saya putuskan untuk menikmati saja yang saya rasakan, dan mulai mengatur hati agar siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. 

Kamu, ya, kamu. Apa yang salah denganmu? What's wrong with you? Yes, it's you. 

0 comments:

Post a Comment

 

Live ♥ Love ♥ Life Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos