27 March 2015

Quick Random Post #22

Posted by Tiya Andini 0 comments
Untuk apa kembali, jika tidak ada yang mau kembali lagi?
Setiap orang berubah, memilih arah yang berbeda. Rasanya hanya saya yang ingin memutar arah dan kembali ke tempat yang dulu lagi. Bukan untuk menetap, hanya untuk mengenang. mengingat yang pernah dialami. Mengingat masa-masa yang bisa membuat saya menjadi lebih kuat lagi.
Tapi saya tidak menemukan siapapun di sana. Bukan menjadi kuat, tetapi saya malah semakin lemah.

-M.D.A-

26 March 2015

Guru BP

Posted by Tiya Andini 0 comments
Tadi sore saya dipanggil oleh guru BP. Saya dipanggil bukan karena kesalahan saya, kata dia. Tapi karena keteledoran saya, rasanya. Ya, teguran yang dia berikan bukan murni kesalahan saya, Sebut saja, saya kurang peka dengan peran saya yang seharusnya misterius ini. Kasarnya, saya kurang berwibawa untuk menyandang peran saya, Guru BP saya tidak bilang saya salah, tapi dia hanya mengingatkan kembali soal saya yang tidak boleh "mengobral" peran saya. 
Guru BP saya tidak pernah marah, sepanjang yang saya tahu dan saya alami. Dia hanya menegur. Tapi justru karena hal itu, saya jadi merasa beban. Beban karena saya punya tanggung jawab lebih dari sifat guru BP saya itu, 
Setelah saya "berdiskusi" dengan guru BP saya tadi sore, konsentrasi saya langsung bubar. Saya tidak dimaki oleh dia, tapi hanya diberikan penjelasan dan diingatkan kembali, Tapi, untuk saya, semua itu lebih parah daripada dimaki dan diteriaki. Saya seperti merasa ditampar oleh situasi. Saya tersadar seketika mengenai keteledoran saya selama ini. Guru BP saya menegur dengan lembut, memberi penjelasan tentang inti "diskusi" kami. Tapi, pembicaraan ini membuat saya tidak bisa konsentrasi bekerja dan membuat saya pulang terlambat, dan bahkan memaksa saya untuk menulis tulusan ini. Kalau saya tidak menulis ini, mungkin sakit di dada saya tidak akan menghilang. 
Dari banyak kata-kata yang dipaparkan oleh guru BP saya, hanya 1 kata yang membuat saya "sakit" seperti ini. Kecewa. Ya, dia bilang dia kecewa pada saya. Saya sadar saya sudah mengecewakan dia. Saya meruntuhkan kepercayaan yang dia berikan pada saya. Dan karena itu saya jadi membenci diri saya. Saya merasa bodoh dan tidak peka selama ini. Saya sudah dewasa, namun masih saja berbuat beberapa hal yang tidak pantas saya lakukan di umur saya yang sudah hampir seperempat abad ini. 
Satu hal yang saya benci adalah ketika diri saya mengecewakan orang lain. Saya tahu bagaimana rasanya dikecewakan dan saya tidak mau rasa kecewa itu dialami orang lain. Mengecewakan orang itu lebih parah daripada mengecewakan diri sendiri. Saya selalu berdoa supaya apa yang saya lakukan tidak mengecewakan orang lain, tapi perkataan guru BP saya hari ini membuat saya sadar kalau setiap orang bisa secara tidak sadar mengecewakan orang lain. Dan orang itu tidak sadar, sampai seseorang mengatakannya. 

Rasanya saya butuh obat yang cukup keras untuk mengobati sakit saya ini, tapi saya tidak tahu dimana bisa mendapatkannya. Apakah ada yang tahu di mana saya bisa mendapatkan obat untuk mengobati "sakit" saya ini?
 

Live ♥ Love ♥ Life Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos